1. Pendahuluan
Merpati atau burung dara (jawa=doro) sejak
dulu telah dimanfaatkan untuk menghasilkan daging, sport, lomba,
pertunjukan dan bahkan untuk keperluan komunikasi (merpati pos). Untuk
keperluan produksi daging wujud yang paling disukai adalah daging
merpati yang masih muda (squab) atau
yang lebih dikenal dengan sebutan piyek. Daging merpati berwarna gelap,
empuk, lembab dan menempati kelas yang sama dengan daging kepiting,
daging sapi muda (veal), atau kambing muda. Squab(piyek) adalah
sebutan untuk anak merpati yang masih berumur antara 25-30 hari,
kelezatan dan keempukan dagingnya akan menurun setelah umurnya lebih
dari 30 hari.
2. Memilih merpati
Mengetahui
bangsa-bangsa merpati cukup penting kiranya kalau kita sudah mulai
tertarik dengan usaha ini. Karena kurangnya pengetahuan akan strain juga
akan berakibat kurang kegunaan ternak yang akan kita usahakan. Merpati
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu untuk tujuan pameran, produksi
daging dan penampilan. Merpati untuk pameran dipilih berdasar pola
warnanya, merpati untuk tujuan produksi daging (squab) dipilih berdasar
jumlah anak yang besar-besar dan sehat sebanyak mungkin dalam jangka
waktu yang cukup lama, sedangkan merpati untuk penampilan (tumbler) dipilih berdasar ketegaran dan penampilan yang terkontrol di udara.
Sebagai
contoh, merpati untuk pameran mempunyai ukuran badan yang besar, cantik
dan tubuhnya seimbang akan tetapi mempunyai kelemahan yaitu
perkembangbiakannya lambat. Oleh karenanya tidak cocok untuk pemeliaraan
yang bersifat komersial, ataupun untuk usaha produksi sambilan.
3. Sifat merpati yang baik untuk tujuan daging
Karena tujuan produksi daging (squab) dipilih
berdasar jumlah anak yang banyak, besar-besar dan sehat sebanyak
mungkin dalam jangka waktu yang cukup lama maka perlu memperhatikan
sifat berikut :
- Secara umum bibit haruslah sehat, tegar dan tahan penyakit
- Induk yang dipakai adalah induk yang lincah, punya sifat keibuan (mothering) yang tinggi
- Sex libido pejantan tinggi yang ditunjukkan sesaat sebelum betina mulai bertelur dan terus berlangsung selama periode bertelur
- Seekor induk seharusnya dapat menghasilkan anak 14-15 ekor setiap tahun dan dapat bertahan selama 4-5 tahun
- Ukuran induk tidak terlalu besar karena secara tidak sengaja ukuran tubuh yang terlalu besar sering tanpa sengaja dapat memecahkan telurya sendiri dan kurang produktif
- Catatan umur induk, umur 2-3 tahun jumlah anak setidak-tidaknya 14-18 ekor, umur 4-5 tahun setidaknya 10-12 ekor anakan
4. Siklus reproduksi
- Perkawinan mulai berlangsung pada umur 5-8 bulan
- Produksi telur puncak terjadi antara umur 12-18 bulan dan terus berlangsung sampai 2-3 tahun
- Umur produksi yang masih dianggap menguntungkan yaitu tidak lebih dari 5-6 tahun
Untuk pemblelian awal hendaknya membeli pasangan merpati yang mempunyai catatan produksi (recording).
Walau agak mahal akan tetapi manfaat yang bias diambil insyaallah akan
lebih banyak. Tingkah laku kawin burung merpati berbeda dengan yang
lainnya, semangat kawinnya sangat tinggi dan sang jantan juga ikut andil
dalam membuat sarang, mengerami telurnya serta membesarkan anak-anaknya
yang baru saja menetas. Merpati berpasangan secara tetap sepanjang
hidupnya, tetapi kalau salah satu mati atau dipsahkan oleh manusia maka
akan dicarilah pasangan lain dalam beberapa hari. Tetapi bila yang
dipisah itu dikembalikan, pasangan lama akan terwujud kembali. Oleh
karenanya, mengapa pada kartu undangan pernihakan yang anda terima
sering kita jumpai lambing sepasang merpati.081316843815 juho
5. Perilaku kawin
Pejantan
mulai dengan suatu kegiatan persiapan untuk kawin yaitu dengan
menggembungkan temboloknya, bulu-bulu dimekarkan, sayap direbahkan serta
memperlihatkan penampilan yang tenang. Bila seekor betina menerima
pejantan itu maka pasangan itu mulailah bersatu untuk meneruskannya.
Segera setelah kawin, pejantan akan mencari bahan-bahan untuk membuat
sarang di dalam petak kandangnya
6. Masa bertelur
Setelah
sarangnya selesai dipelrsiapkan atau mendekati akhir penyelesaian,
betina akan mengeluarkan teurnya yang pertama. Telur yang kedua biasanya
dikeluarkan dalam 24 jam berikutnya. Tiap kali masa bertelur, dapat
diharapkan 2 butir telur atau dua ekor anak bisa dihasilkan. Pengeraman
akan segera dimulai dan dilakukan oleh pasangan itu, baik induk maupun
ayahnya. Betina lebih banyak melakukan kegiatan pengeraman, dan pejantan
menggantikannya dalam waktu singkat yaitu dari pagi sampai siang. Telur
yang pertama akan menetas dalam 17-18 hari, diikuti oleh telur yang ke
dua 48 jam berikutnya.
7. Pakan merpati
Masalah
gizi untuk merpati hampir sama saja dengan jenis-jenis unggas lainnya.
Satu perkecualian adalah merpati membutuhkan grit untuk membantu
menggiling dan mencerna biji-bijian yang di makan. Sebenarnya cukup
sederhana saja kalau kita perhatikan, kebanyakan dari kita cukup
memberikan biji-bijian seperti jagung yang kering. Pemberian biji-bijian
yang masih basah atau segar (baru dipanen) dapat menimbulkan diare atau
bahkan kematian pada anak maupun merpati dewasa. Pakan merpati minimum
mengandung kadar protein 14%. Konsumsi biji-bijian merpati antara
100-150 gram/ekor/hari. Pemberian pakan sebaiknya dengan frekuensi 2
kali dalam sehari pada jam yang hampir sama yaitu antara matahari terbit
sampai jam 9 pagi serta antara jam 4 sore sampai matahari terbenam.
Konsumsi hijauan tiap harinya adalah sekitar 100-150 gram untuk setiap
pasang merpati.
8. Kandang
Pada burung merpati yang hidupnya liar, mereka akan mencari
tempat-tempat yang tinggi, terlindung dari angin, hujan serta
hewan-hewan pemangsa (predator).
Manusia telah membuat modifikasi namun tetap memperhatikan
prinsip-prinsip tersebut dalam membuat kandang untuk merpati. Kandang
merpati pada dasarnya ada dua macam : yaitu kandang pasangan tunggal (single pair) dan kandang pasangan ganda (multiple pair).
Kandang seharusnya menghadap ke arah sinar matahari, akan tetapi untuk
Indonesia (tropis) tidak masalah karena cahaya matahari tersedia dalam
jumlah yang melimpah. Kalau kita memperhatikan di perdesaan atau
lingkungan kota, kandang merpati (pegupon) ditempatkan di depan rumah
atau di atas rumah akan tetapi tetap mengikuti prinsip-prinsip di atas.
9. Peralatan yang dibutuhkan
Mungkin
yang ada dalam benak kita peralatan untuk beternak merpati adalah
peralatan yang sulit didapat dan kalau mendapatkannya harganya pun
mahal. Peralatan untuk beternak burung merpati tidaklah semahal yang
kita bayangkan, bahkan peralatan ala kadarnya pun sudah cukup. Peralatan
yang diperlukan untuk beternak merpati antara lain tempat pakan, minum,
tempat untuk grit, nesting bowl, dan tenggeran. Tempat pakan, minum dan
grit bisa kita beli di pasar-pasar burung atau kalau ingin berhemat
kita buat dari bambu pun jadi, sedangkan untuk sarang kalau bisa
berbentuk cekung. Bentuk yang cekung akan dapat membuat nyaman merpati
untuk mengerami telurnya dan mencegah anaknya yang masih kecil terjatuh.
10.Tatalaksana pemeliharaan
Merpati
sama seperti burung lainnya yaitu gampang terkejut, oleh karenanya
jangan membuat kaget terutama pada malam hari terhadap induk yang sedang
mengeram. Kejutan dapat mengakibatkan induk kabur (kawus) sampai
pagi hari sehingga telur-telur yang dierami akan kehilangan panas
sepanjang malam itu sehingga mengakibatkan kematian embrio. Kalau ada
telur yang retak, ukurannya terlalu kecil atau tidak normal sebaiknya
disingkirkan saja, dengan begitu pasangan induknya akan segera bertelur
lagi. Sekitar 17-18 hari setelah pengeraman, pastikan bahwa telur itu
sudah menetas dan anak yang menetas normal yang pada umumnya badan belum
berbulu dan mata masih terpejam. Apabila yang menetas hanya satu ekor
saja, maka tunggulah sampai 2-3 hari lagi. Kalau memang ternyata anakan
yang menetas hanya satu ekor maka pemeliharaannya bisa tetap pada induk
tersebut atau dititipkan pada induk yang lain yang mempunyai anak cuma 1
ekor juga. Dengan begitu pasangan yang anaknya di titipkan pada
pasangan lain akan mulai berproduksi lagi.
Setelah
umur 10 hari, anak merpati perlu di amati lagi. Mata anak merpati akan
mulai terbuka dan bulu mulai tumbuh. Pada tahap ini anak merpati mulai
memanfaatkan biji-bijian bersamaan dengan susu merpatia dari induknya.
Pada umur 25 hari anak-anak dipilihi mana yang bisa segera dipotong atau
dijual. Penjualan biasanya pada umur 26-30hari. Standar untuk
menetapkan kapan anak sudah bisa dijual atau belum apaila anak telah
tumbuh bulu-bulu jarum di bawah sayap dan di badannya. Apabila bulu
jarum itu belum lengkap maka penjualan bisa ditunda 2-3 hari ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar